Selasa, 22 Mei 2012

Manusia dan Potensi Pendidikannya


A. Pendahuluan

Berbicara tentang pendidikan itu hampir dipastikan berbicara tentang manusia, oleh karenanya pertanyaan tentang apa dan siapakah manusia itu hampir selalu mengedepankan ketika kita mengkaji peroalan pendidikan dan anehnya hingga sekarang ini jawaban terhadap pertanyaan tersebut belum mendapat jawaban yang final. Dengan demikian sebenarnya eksistensi manusia dijagad raya atau di bumi ini adalah merupakan eksistensi rahasia unik dan penuh misteri. Ada salah satu ilustrasi yang cukup mengakar dan terkenal yang menyatakan bahwa “ Keledai tidak mau tersandung dua kali kepada batu yang sama, tetapi sebaliknya manusia tidak demikian halnya”.
Namun demikian tidak berarti bahwa manusia itu lebih bodoh dibanding dengan keledai, karena hewan itu hidup hanya tergantung pada naluri menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik yang mengitarinya. Hewan itu tidak mampu mengatur lingkungannya, tidak punya kemampuan untuk memahami wawasan kesejarahan, karena hewan tidak mampu belajar dari pengalaman hewan-hewan sebelumnya.
Sebaliknya, manusia itu hidup tidak hanya mengandalkan nalurinya saja, manusia itu hidup dengan menggunakan akal, perasaan dan kemauan. Dengan tiga model ini, maka manusia bisa mengatur di dalam kehidupannya, artinya manusia itu mampu untuk mengatur dan mengadakan perubahan terhadap dan bahkan mampu menciptakan kehidupan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai obsesi serta harapannya.
Maka di dalam makalah kecil ini sedikit akan dibahas eksistensi manusia di muka bumi dan potensi pendidikan yang dimiliki serta hal hal yang berkaitan dengannya.

A.1. Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian manusia dan potensi pendidikannya ?
    2. Bagaimana manusia mengembangkan potensi pendidikannya ?
    3. Apa tujuan pendidikan dan siapa saja yang berpengaruh ? 
B. Pembahasan
B.1. Apa pengertian manusia dan potensi pendidikannya ?
                                                                         
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT yang diberikan akal, dimana akal dapat menjadi salah satu modal  yang terkandung di tubuh kita yang dapat mengembangkan potensi kita, salah satunya dengan mengetahui potensi pendidikannya, islam menjadi salah satu agama di bumi ini yang sangat mementingkan pendidikan, seperti hadist nabi :
 طلب العلم فريضت على كل مسلم و مسلمت (الحديث)
Artinya kurang lebih, pentingnya bagi kaum muslimin dan muslimah untuk menuntut ilmu.[1]
Dan potensi pendidikannya adalah dimana bakat manusia untuk mengembangkan atau bakat dalam mendalami pendidikan.


B.2. Bagaimana manusia mengembangkan potensi pendidikannya ?

Salah satu sifat kodrati(fitrah manusia adalah selalu ingin menciptakan dunia dan tata kehidupan serta ingin mengatasi segala rintangan dan hambatan yang ada di hadapannya. Dengan kata lain manusia disamping sebagai makhluk sejalan juga sebagai makhluk yang dikuasai oleh sejarah.[2] Oleh karena itu,ia tidak hanya berada dalam dunianya sendiri akan tetapi selalu berkomunikasi dan berdialog dengan seluruh kehidupan. Selain fitrah diatas manusia juga memiliki fitrah keTuhanan yang dibuat antara manusia dengan penciptanya Yang Maha Agung dalam bentuk dialog,yang akan ditanyakan kembali setelah manusia melewati hidup dunia yaitu fitrah komitmen tauhid.




Menurut imam Al Ghazali salah satu sifat kodrati dari manusia bahwa ia tidak pernah berhenti bertanya dalam hal mencari kebenaran. Manusia itu ingin selalu bertanya-tanya tentang rahasia alam semesta.[3]
Ada tiga pendekatan untuk mengetahui potensi pendidikan yang dimiliki manusia atau mengembangkan potensinya
1.                                Pendidikan dianggap sebagai pengembangan potensi dapat di umpamakan seperti pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan.
2.                                Pendekatan melalui pewarisan budaya .
3.                                Pendekatan sebagai interaksi antara potensi dan budaya.[4]

Islam dalam menganut hadits, dalam menemukan potensinya sesua dengan hadits Nabi Muhammad SAW :
من جدا و جد  (الحديث)
 Artinya : Barang siapa berusaha maka dia akan menemukannya.

Disamping adanya proses juga perlunya dukungan dari orang atau lingkunagn terdekat yang sangat berpengaruh atas semua potensinya dan kesadaran bagi orang yang ingin mencari atau mengembangkan potensi dirinya sendiri.

B.3. Apa tujuan pendidikan dan siapa saja yang berpengaruh ? 

Menurut Al Ghazali pendidikan dalam prosesnya adalah mengarah pada pendekatan diri kepada Allah dan kesempurnaan insani yang bertujuan bahagia hidup di dunia akhirat. Orang dapat mendekatkan diri hanya setelah memperoleh ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan itu sendiri tidak akan dapat diperoleh manusia kecuali melalui pengajaran. Selanjutnya Imam Ghazali membagi menjadi dua tujuan pendidikan :
1.                                Tujuan jangka panjang ialah pendekatan diri kepada Allah pendidikan dalam prosesnya harus mengarahkan manusia menuju pengenalan dan kemudian pendekatan diri kepada Tuhan pencipta alam.
2.                                Tujuan pendidikan jangka pendek diraihnya profesi manusia sesui dengan bakat dan kemampuannya [5]



C. KESIMPULAN

Potensi manusia sebagai karunia Tuhan itu harusnya dikembangkan sedang pengembangan potensi sesuai dengan ptunjuk Tuhan itulah juga yang disebut ibadah. Seperti firman Allah yang kurang lebih artinya, “ Tidaklah  Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah (ibadah) kedapa-           Ku”.
Manusia sebagai makhluk yang harus dan dapat dididik dan mendidik adalah makhluk Allah yang dilahirkan sudah membawa potensi dapat mendidik dan dapat dididik. Itulah sebagai salah satu ciri yang fundamental dari profil dan gambaran manusia, karena dididik dan mendidik adalah hal yang khusus hanya terdapat dalam dunia kemanusiaan. Karena manusia memiliki potensi itulah yang menyebabkan manusia memiliki predikat makhluk yang mulia. Potensi pemberian Allah itu adalah fitrah yakni berupa wadah atau bentuk yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan. Jadi kalau tujuan menusia adalah ibadah dalam pengerian yang di uraikan di atas yaitu pengembangan potensi-potensi dengan cara mengaktualisasikan segala potensi yang di karuniakan Tuhan kepada hambanya.


Daftar Pustaka


Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Hassan Langgulung, Pendidikan Islam Dalam Abad ke 21, Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2003.
Harun Nasution, Teologi Islam, Aliran-aliran, Sejarah, Analisa Perbandingan, Jakarta: UI Pres, 1983.
Mohammad Sholeh Yohan Arifin Ichrom, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an: Sumbangan Penafsiran untuk Umat Islam, Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2002.
Syekh Azzarnuji, Ta’limu Al muta’allim, Surabaya: Maktabah Hidayah
http:\\www.geocities.com\broadway\4516\ 
http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19


[1]  Syekh Azzarnuji, Ta’limu Al muta’allim, (Surabaya: Maktabah Hidayah), hlm. 4
[2] Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2008, hlm. 62

[3] Abidin Ibnu Rusn, Op Cit, hlm. 92
[4] Hassan Langgulung, Pendidikan Islam Dalam Abad ke 21,( Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru), 2003.

[5] Abidin Ibnu Rusn, Op Cit, hlm. 105

Tidak ada komentar:

Posting Komentar