Selasa, 22 Mei 2012

Filsafat Islam dan Barat


  1. PENDAHULUAN

Berpikirlah maka kamu akan ada, dan bagi orang-orang yang mau berfikir maka merekalah yang tak akan menjadi sampah di bumi ini, dan salah satu metode pembelajaran agar orang dapat melatih daya berfikir adalah sekolahan atau tempat-tempat dimana terdapat ilmu.
Pengalaman serta didikasi yang tinggi akan membuat seseorang dapat mencapi apa yang dia inginkan meskipun tidak semua yang diinginkan itu sesempurna impiannya.
Filsafat menjadi salah satu pelajaran atau cara untuk membuat orang berfikir secara mendetail dan memahami sesuatu tanpa setengah-setengah, karena banyaknya orang yang mempelajari filsafat maka tidaklah heran jika ada beberapa perbedaan serta ciri khas antara pemikir satu dengan yang lainnya, maka di dalam makalah ini hanya akan dimuat sedikit dari beberapa filsafat yang ada di bumi ini yaitu, Filsafat Barat dan Filsafat Islam.


A.1. Rumusan masalah
Terkait dengan adanya beberapa anggapan serta pemikiran yang berbeda karena masalah budaya serta tempatnya, maka di sini akan di bahas mengenai :
1.      Apa itu filsafat barat dan filsafat islam                ?
2.      Apa tujuan dari filsafat barat dan filsafat islam   ?
















  1. PEMBAHASAN

B.1. Apa itu filsafat barat dan filsafat islam    


            Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan arabisasi yang berarti pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia filosofis adalah manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana ia juga memiliki jiwa yang independen dan bersifat spiritual. Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.[1]

Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini
berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno.
Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, RĂ©ne Descartes,
Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.[2] Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yangmenyangkut tema tertentu.

Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam
Ontologi. Adapun hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.

Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu
pengetahuan.

Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.
Etika, atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan,
kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.
   Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.[3]

Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan.'
Dimulai kira-kira tahun 700 M dan pada periode ini seiring disebut skolastik sampai rahun 1450 M. Filsafat skolastik adalah filsafat yang berusaha memecahkan secara rasional mengenai persoalan-persoalan logika, sefat ada, kebendaan, kerohanian, dan akhlak dengan tetap berpedoman pada kitab suci.[4]
Serta beberapa tokohnya adalah :
1.      Al Kindi
2.      Al Razi
3.      Al Farabi
4.      Ibnu Sina
5.      Al Ghazali
6.      Ibnu Bajjah
7.      Ibnu Tufail
8.      Ibnu Rusyd
9.      Nasiruddin Tusi
10.  Muhammad Iqbal
11.  Mulla Sadra


Terdapat dua periode disini, yaitu Periode Mutakallimin. Periode mutakallin menjadi periode yang terjadi munculnya beberapa mazhab yaitu Al Kahawarij, Murjiah, Qodariah, Jabariah, Mutazilah, dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
Alhawarij berpendapat bahwa setiap orang dari umat Nabi Muhammad yang terus menerus berbuat dosa besar dan hingga matinya belum tobat, maka orang itu dihukumi kafir dan kekal di neraka.
Murjiah berpendapat bahwa keputusan tentang baik buruknya seorang khalifah bukan pada manusia namun terserah Tuhan.
Qodariah berpendapat bahwa kalu tuhan itu adil, maka tuhan tuhan akan menghukum orang yang bersalah dan memberi pahala pada orang ang berbuat baik. Manusia hartus bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik ataupun yang buruk.
Jabariah berpendapat bahwa Allah menentukan dan memutuskan segala amal perbuatan manusia.
Mu’tazilah berpendapat bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar termasuk golongan orang yang tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi di antara keduanya, dan rasionalitis.
Ahlu sunnah wal jamaah tokohnya yang terkenal adalah Ahmad bin Hambal. Ahli sunnah berpendapat bahwa iman adalah kepercayaan di dalam hati diucapkan dengan lisan, sedang amal perbuatannya merupakan syarat sempurnanya iman itu.
Periode Filsafat Islam, para filsuf islam berusaha untuk menyelidiki hakikat sesuatu termasuk ketuhanan dan alam. Tokoh-tokoh yang termasuk di dalam periode ini antara lain, Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Bajjah, Ibnu Tufail, dan Ibnu Rusyd.

B.2. Apa tujuan dari filsafat barat dan filsafat islam

Tujuan Filsafat barat dan filsafat islam sebenarnya hampir sama namun karena terjadinya perbedaan agama maka pada filsafat islam ada yang membatasinya, yaitu menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya, jadi dalam filsafat objeknya tidak membatasi diri. Dalam filsafat membahas tentang objeknya sampai kedalamannya, sampai keradikal dan totalitas.


  1. KESIMPULAN

Menelaah serta mengamati beberapa perngertian di atas maka dapat disimpulakan bahwa Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno beserta tokoh-tokohnya. Serta memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh sesuatu yang mendalam tentang pemikirannya.

Daftar Pustaka


Drs. Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Bumi Aksara, 2005.
Drs. H. A. Mustofa, Filsafat Islam, CV. Pustaka Setia, 1997.
Drs. Poerwanta, Seluk-seluk Filsafat Islam, PT. Rosda, Bandung, 1988.
Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, PT. Bumi Aksara, 2005.
Harun Nasution, Falsafat Islam, Jakarta, 1973.
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat






[1] Drs. Poerwanta, Seluk-seluk Filsafat Islam, PT. Rosda, Bandung, 1988, hlm. 1
[2] Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, PT. Bumi Aksara, 2005, hlm153
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat, tgl. 7 maret 2011
[4] Drs. Surajiyo, Op Cit, hlm. 171

1 komentar:

  1. Islam ya ISLAM, Filsafat Islam ya tidak ada karena wilayah filsafat adalah bagian terkecil dari ajaran Islam itu sendiri


    http://yahya-ibrahim.blogspot.com/2014/09/islam-dan-filsafat.htm

    BalasHapus