- PENDAHULUAN
Berpikirlah
maka kamu akan ada, dan bagi orang-orang yang mau berfikir maka merekalah yang
tak akan menjadi sampah di bumi ini, dan salah satu metode pembelajaran agar
orang dapat melatih daya berfikir adalah sekolahan atau tempat-tempat dimana
terdapat ilmu.
Pengalaman
serta didikasi yang tinggi akan membuat seseorang dapat mencapi apa yang dia
inginkan meskipun tidak semua yang diinginkan itu sesempurna impiannya.
Filsafat
menjadi salah satu pelajaran atau cara untuk membuat orang berfikir secara
mendetail dan memahami sesuatu tanpa setengah-setengah, karena banyaknya orang
yang mempelajari filsafat maka tidaklah heran jika ada beberapa perbedaan serta
ciri khas antara pemikir satu dengan yang lainnya, maka di dalam makalah ini
hanya akan dimuat sedikit dari beberapa filsafat yang ada di bumi ini yaitu,
Filsafat Barat dan Filsafat Islam.
A.1. Rumusan masalah
Terkait
dengan adanya beberapa anggapan serta pemikiran yang berbeda karena masalah
budaya serta tempatnya, maka di sini akan di bahas mengenai :
1.
Apa itu filsafat barat dan filsafat islam ?
2.
Apa tujuan dari filsafat barat dan filsafat islam ?
- PEMBAHASAN
B.1. Apa itu
filsafat barat dan filsafat islam
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu
philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia,
yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik
kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos
(filosof) dalam pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan
arabisasi yang berarti pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud,
yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala
yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia filosofis adalah manusia yang
memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana ia juga memiliki jiwa yang
independen dan bersifat spiritual. Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.[1]
Filsafat
Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas
di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini
berkembang dari
tradisi filsafat orang Yunani kuno.
Tokoh utama
filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, RĂ©ne Descartes,
Immanuel Kant,
Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan
Jean-Paul Sartre.[2] Dalam
tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat
yangmenyangkut tema tertentu.
Metafisika
mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan
keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam
Ontologi. Adapun
hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
Epistemologi
mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah
berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan
seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu
pengetahuan.
Aksiologi
membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari
aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup
manusia: etika dan estetika.
Etika,
atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak
dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui.
Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan,
kebenaran,
tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.
Estetika membahas mengenai keindahan dan
implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori
mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.[3]
Filsafat Islam merupakan
filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat
Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik
menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun
kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Islam adalah agama tauhid. Maka,
bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru
Tuhan 'sudah ditemukan.'
Dimulai kira-kira tahun
700 M dan pada periode ini seiring disebut skolastik sampai rahun 1450 M.
Filsafat skolastik adalah filsafat yang berusaha memecahkan secara rasional
mengenai persoalan-persoalan logika, sefat ada, kebendaan, kerohanian, dan
akhlak dengan tetap berpedoman pada kitab suci.[4]
Serta beberapa tokohnya
adalah :
1.
Al Kindi
2.
Al Razi
3.
Al Farabi
4.
Ibnu Sina
5.
Al Ghazali
6.
Ibnu Bajjah
7.
Ibnu Tufail
8.
Ibnu Rusyd
9.
Nasiruddin Tusi
10. Muhammad
Iqbal
11. Mulla
Sadra
Terdapat
dua periode disini, yaitu Periode Mutakallimin. Periode mutakallin menjadi
periode yang terjadi munculnya beberapa mazhab yaitu Al Kahawarij, Murjiah,
Qodariah, Jabariah, Mutazilah, dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
Alhawarij
berpendapat bahwa setiap orang dari umat Nabi Muhammad yang terus menerus
berbuat dosa besar dan hingga matinya belum tobat, maka orang itu dihukumi
kafir dan kekal di neraka.
Murjiah
berpendapat bahwa keputusan tentang baik buruknya seorang khalifah bukan pada
manusia namun terserah Tuhan.
Qodariah
berpendapat bahwa kalu tuhan itu adil, maka tuhan tuhan akan menghukum orang
yang bersalah dan memberi pahala pada orang ang berbuat baik. Manusia hartus
bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik
ataupun yang buruk.
Jabariah
berpendapat bahwa Allah menentukan dan memutuskan segala amal perbuatan
manusia.
Mu’tazilah
berpendapat bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar termasuk golongan
orang yang tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi di antara keduanya, dan
rasionalitis.
Ahlu
sunnah wal jamaah tokohnya yang terkenal adalah Ahmad bin Hambal. Ahli sunnah
berpendapat bahwa iman adalah kepercayaan di dalam hati diucapkan dengan lisan,
sedang amal perbuatannya merupakan syarat sempurnanya iman itu.
Periode
Filsafat Islam, para filsuf islam berusaha untuk menyelidiki hakikat sesuatu
termasuk ketuhanan dan alam. Tokoh-tokoh yang termasuk di dalam periode ini
antara lain, Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Bajjah, Ibnu
Tufail, dan Ibnu Rusyd.
B.2. Apa tujuan dari filsafat barat dan filsafat islam
Tujuan
Filsafat barat dan filsafat islam sebenarnya hampir sama namun karena
terjadinya perbedaan agama maka pada filsafat islam ada yang membatasinya,
yaitu menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan
akal sampai pada hakikatnya, jadi dalam filsafat objeknya tidak membatasi diri.
Dalam filsafat membahas tentang objeknya sampai kedalamannya, sampai keradikal
dan totalitas.
- KESIMPULAN
Menelaah
serta mengamati beberapa perngertian di atas maka dapat disimpulakan bahwa Filsafat
Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas
di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi
filsafat orang Yunani kuno beserta tokoh-tokohnya. Serta memiliki tujuan yang
sama yaitu memperoleh sesuatu yang mendalam tentang pemikirannya.
Daftar
Pustaka
Drs. Burhanuddin Salam, Pengantar
Filsafat, Bumi Aksara, 2005.
Drs. H. A. Mustofa, Filsafat
Islam, CV. Pustaka Setia, 1997.
Drs. Poerwanta, Seluk-seluk
Filsafat Islam, PT. Rosda, Bandung ,
1988.
Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat
Suatu Pengantar, PT. Bumi Aksara, 2005.
Harun Nasution, Falsafat Islam,
Jakarta , 1973.
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
Islam ya ISLAM, Filsafat Islam ya tidak ada karena wilayah filsafat adalah bagian terkecil dari ajaran Islam itu sendiri
BalasHapushttp://yahya-ibrahim.blogspot.com/2014/09/islam-dan-filsafat.htm