dipan tiara jati
Faizah Nurul Ismiyah
Blog ini adalah media komunikasi mahasiswa praktikum TI PAI D
Jumat, 05 September 2014
Selasa, 22 Mei 2012
Kepribadian
KEPRIBADIAN
A.PENDAHULUAN
Kepribadian (personality)
merupakan suatu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran kajian atau
temuan – temuan (hasil praktek penanganan kasus) para ahli. Objek kajian
kepribadian adalah “ Human Behaveor”, perilaku manusia yang pembahasannya
terkait dengan apa,mengapa,dan bagaimana perilaku tersebut. Kepribadian dalam
arti kata filsafat adalah sesuatu yang rasional (dapat berfikir,mempunyai daya
penalaran) dan individual (merupakan kesatuan yang dapat berdiri sendiri, mempunnyai
ciri khas). Kepribadian itu merupakan inti manusia (yaitu bila kita menjawab
pertannyaan dalam falsafat “apakah manusia itu ?”) yang mengatur dan mengawasi
perilaku secara tidak dapat dilihat oleh orang lain yang merupakan pennyebab
utama segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia itu.[1] Untuk
itu pada makalah kami akan membahas tentang apa itu kepribadian, teori – teori
tentang kepribadian dan faktor yang mempengaruhi kepribadian.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang disebut kepribadian
?
2. Bagaimana teori – teori dan
tipe kepribadian itu ?
3 .Apa saja faktor yang
mempengaruhi kepribadian ?
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kepribadian
Kepribadian
dalam arti kata empiris ialah jumlah perilaku yang dapat diamanati
dan yang mempunyai ciri – ciri biologis,psikologis,sosiologis,dan moral yang
khas baginya,yang dapat membedakannya dari kepribadianyang lain.Akan tetapi
harus diingat bahwa jumlah perilaku atau jumlah sifat seseorang tidak sama
dengan kepribadianya yang sebenarnya.Perilaku dan sifat hanya merupakan
manifestasi kepribadian orang itu. Dengan mempelajari perilaku atau sifat –
sifat kepribadian seseorang, maka kita dapat menyelami yang sebenarnya.
Menurut
Woodworth bahwa kepribadian merupakan
“kualitas tingkah laku total individu”.Dashiell mengartikan sebagai “gambaran
total tentang tingkah laku individu yang terorganisasi”. Derlaga Winstead dan Jones (2005) mengartikanya sebagai “sebagai
sistem yang relatif stabil mengenai karakteristik individu yang bersifat
internal, yang berkontribusi terhadap pikiran,perasaan,dan tingkah laku yang
konsisten.
2. Teori – Teori Kepribadian dan Tipe Kepribadian
Diartikan
sebagai model tentang kenyataan yang membantu kita untuk memahami, menjelaskan,
dan mengontrol tentang kenyataan tersebut. Struktur kepribadian
merupakan unsur-unsur atau komponen yang membentuk diri seseorang secara
psikologis. Salah satu contoh struktur kepribadian yang paling tua gagasannya
adalah menurut Sigmund Frued tokoh psikoanalisa. Berdasarkan beberapa penelitian
pada klien yang mengalami masalah kejiwaan ia menyimpulkan bahwa diri manusia
dalam membentuk kepribadianya terdiri atas 3 komponen utama yaitu Das es, das
ich, das Uber Ich istilah lainnya id, ego, super ego. Untuk
memudahkan pemahaman, sering menamakan kalau id artinya nafsu atau
dorongan-dorongan kenikmatan yang harus dipuaskan, bersifat alamiah pada
manusia. Ego sering saya analogikan sebagai kemampuan otak atau akal yang
membimbing manusia untuk mencari jalan keluar terhadap masalah melalui
penalarannya. Super Ego sering saya analogikan sebagai norma, aturan, agama,
norma sosial.
Berikut sebagian teori – teori tentang kepribadian :
1.
Teori
kepribadian psikoanalisa
Tokohnya adalah sigmund freud, freud
membagi struktur kepribadian ke dalam tiga komponen yaitu :
a.ID
Sistem
asli (the true psychicreality ), bersifat subjektif (tidak mengenal dunia
obyektif), yang terdiri dari intink – istink,dan gudangnya (reservoir) energi
psikis yang di gunakan oleh ketiga sisitem kepribadian.
b. EGO
Berkembang
untuk memenuhi kebutuhan id yang terkait dengan duniya nyata. Memperoleh energi
dari id. Mengetahui dunia subjektif dan objektif (dunia nyata).
c. SUPEREGO
Komponen
moral kepribadian, terdiri dari dua subsistem kata hati (yang menghukum tingkah
laku yang salah) dan ego ideal (yang mengganjar tingkah laku yang baik).
2.
Teori
Kepribadian Behavioristik
B. Skinner adalah salah satu tokoh aliran Behavioristik. Stdi
kepribadian melihat pengujian yang sistematis dan pasti ada sejarah hidup atau
pengalaman belajar latar genetik atau faktor bawaan yang khas dari individu.
Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perebendaraan
tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku,
melainkan tempat kedudukan dimana faktor – faktor lingkungan dan bawaan yang
secara khas secara bersama – sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas
pula dari individu tersebut.
3.
Teori
kepribadian Humanistik
Menurut Maslow
sebagai toko Humanistik mengatakan bahwa bannyak tingkah laku manusia bisa
diterangakan dengan memperhatikan tedensi individu untuk mencapai tujuan-
tujuan personal yang membuat kehidpan individu yang bersangkutan penuh dengan
makna dan memuaskan. Dan dalam kennyataanya proses-proses motivosional manusia
merupakan jantung dari Maslow. Maslow melukiskan kehidupan manusia sebagai
mahluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagi manusia,
kepuasan itu sifat sementara. Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan maka
kebutuhan yang muncul kepuasan,begitu seterusnya. Maslow menyusun kebutuhan itu
dalam lima tingkat kebutuhan, yaitu:
1.
Kebutuhan-kebutuhan dasar fidiologis
2.
Kebutuhan akan rasa aman
3.
Kebutuhan akan cinta dan memiliki
4.
Kebutuhan akan haaga diri
5.
Kebuthan akan aktualisasi diri
Tipe Kepribadian :
1. Tipe Koleris
1. Tipe Koleris
Mereka-mereka ini adalah
manusia dengan bakat pembawaan sebagai seorang pemimpin (walaupun tidak
semuanya jadi pemimpin). Mereka menyukai tantangan dan senang memerintah, penuh
pertimbangan, cenderung berpikir negatif, pendendam yang kronik, hidup
berdasarkan definisinya tentang hal-hal disekitarnya, dan selalu menilai
sesuatu menurut logika. Memang secara umum kepribadian yang satu ini
kedengaraanya buruk, tapi mereka sebenarnya adalah pengabdi yang setia kepada
persahabatan, peduli dengan keadaan orang lain, punya bakat dalam menyelesaikan
masalah dengan kreatif, bergerak dengan rencana dan teriorientasi pada jadwal,
dan bisa diandalkan untuk mengemban tanggung jawab.
Cara menaklukkannya :
Cara menaklukkannya :
Kepribadian Koleris tidak
suka dikritik, dan sebaliknya sangat suka mengkritik orang lain. Inti sebuah
perdebatan bagi mereka adalah kemenangan, bukan kebenaran. Jadi, jika anda
terlibat dalam sebuah perdebatan dengan manusia model ini, jangan pernah
mengkritik opini mereka. Jika anda tidak setuju, cukup kemukakan opini anda
tanpa harus mematahkan argumentasi mereka. Jika anda berhasil menempatkan diri
anda pada posisi netral, maka anda sudah memenangkan pertemanan mereka.
2. Tipe Sanguin
2. Tipe Sanguin
Manusia tipe Sanguin adalah
mereka-mereka yang humoris, supel, easy going, ekspresif, punya rasa ingin tahu
yang besar, dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Dalam pergaulan, mereka
tidak kesulitan dalam mencari pertemanan karena pembawaannya yang memang
disukai banyak orang, walaupun cenderung menguasai pembicaraan dan sering
membesar-besarkan. Tapi kepribadian Sanguin terlalu cepat merasa bosan,
termasuk dalam hal pekerjaan. Cepat kehilangan antusiasme, tempramen, egois,
dan gampang lupa adalah kekurangan orang-orang bertipe Sanguin. Konon katanya,
seseorang dengan kombinasi antara kepribadian Koleris dan Sanguin sangat
berpotensi menjadi penguasa/orang yang berhasil.
Cara Menaklukkannya :
Cara Menaklukkannya :
Titik kelemahan kepribadian
Sanguin adalah pujian. Hampir semua kegiatan yang mereka lakukan didasarkan
oleh niat untuk mendapat pujian atau penghargaan dari orang disekitarnya. Baik
itu pujian untuk karya-karyanya, hasil kerjanya, atau apapun yang ada pada
mereka. Jika anda bisa memberikan penghargaan yang tulus kepada mereka,
walaupun dalam bentuk kecil seperti tertawa saat mereka bergurau atau sekedar
menjadi pendengar yang baik, anda akan memenangkan hati mereka.
3. Tipe Melankolis
3. Tipe Melankolis
Manusia tipe ini lebih
sering menyendiri dan punya perasaan yang sangat peka. Berbakat menjadi musisi
(khususnya musik melankolis) karena kepekaannya yang terkadang berlebihan
terhadap apapun yang menyangkut perasaan. Tipe manusia ini kurang cepat tanggap
kepada hal-hal yang berbau humor sehingga memiliki kesulitan dalam pergaulan
yang informal. Selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan membutuhkan
persetujuan orang lain sebelum bertindak.
Cara Menaklukkannya :
Cara Menaklukkannya :
Manusia Melankolis seperti
ini membutuhkan dukungan moral untuk hampir semua keputusan penting yang akan
mereka ambil. Tidak sulit untuk memenangkan pertemanan mereka, karena yang
mereka butuhkan hanyalah teman yang bisa terus ada disaat mereka sedang
membutuhkan dukungan moral (yang sangat sering bila dibandingkan dengan
orang-orang lain). Jadilah pendukung mereka, maka mereka akan menjadi “pasukan”
anda.
4. Tipe Plegmatis
4. Tipe Plegmatis
Kepribadian yang satu ini
memang bukan penyediri seperti kepribadian Melankolis. Mereka adalah
orang-orang yang senang dan mudah bergaul, namun dalam pergaulannya lebih
sering diam dan berada di posisi pendengar. Kepribadian Plegmatis berwatak
sabar, cenderung menyembunyikan emosi, dan bijaksana dalam pergaulannya sehingga
seringkali menjadi penengah yang baik. Pada dasarnya, mereka adalah kepribadian
dengan pembawaan yang bersifat dewasa. Namun mereka cenderung kurang memiliki
antusias terhadap perubahan dan kegiatan baru sehingga mereka jugalah
manusia-manusia paling membosankan di muka bumi. Mereka tidak cakap ketika
diharuskan untuk memimpin sehingga lebih sering menghindari tanggung jawab.
Konon katanya, kesabaran dan kebijaksanaan kepribadian ini memang digilai oleh
lawan-lawan jenisnya namun mereka tidak dibekali bakat memimpin, atau kasarnya,
terlahir untuk jadi bawahan.
Cara Menaklukkannya :
Cara Menaklukkannya :
Kepribadian Plegmatis tidak
menyukai kepribadian orang lain yang sama pasifnya dengan mereka. Karena mereka
lebih senang dipimpin daripada memimpin, yang mereka butuhkan adalah
orang-orang yang lebih bisa mendominasi mereka (dengan kadar yang wajar
tentunya). Anda tidak perlu membuang tenaga untuk memenangkan hati orang-orang
Plegmatis karena mereka lebih senang mendengarkan dan memberikan anda nasehat.
Jadikan mereka tempat curhat anda, adalah cari paling mudah memfondasikan
pertemanan anda dengan mereka.
Kepribadian manusia
terkadang memang jauh lebih kompleks sehingga ada juga yang membagi tipe
kepribadian manusia menjadi 20 lebih poin. Tapi 4 poin di atas adalah tipe
kepribadian dasar yang pasti dimiliki semua orang.
3.Faktor-faktor Mempengaruhi Kepribadian
M.A.W. Brower berpendapat, bahwa
kepribadian adalah corak tingkahlaku sosial yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang. Menurut Yinger
kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem
kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi telah
dilaluinya. Sedangkan Cuber mengatakan bahwa kepribadian adalah gabungan
keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat dari seseorang. Jadi
kepribadian merupakan integrasi dari keseluruhan kecendrungan seseorang untuk
berperasaan, berkehendak, berpikir, bersikap, dan berbuat sesuai dengan pola
perilaku tertentu.
Kalau kita perhatikan, kepribadian individu sangat beragam.
Hal ini terjadi karena selain pengaruh sosialisasi ada hal lain yang
mempengaruhi pembentukan tersebut yaitu :
1. Keadaan Fisik
Setiap
manusia mempunyai keadaan fisik yang berbeda dari orang lain. Perbedaan fisik
anak menimbulkan perbedaan perlakuan dari orang sekitarnya. Anak yang fisiknya
lemah cenderung dilindungi secara berlebihan sehingga tumbuh menjadi pribadi
yang tidak berani mencoba hal-hal baru. Bandingkan jika anak secara fisik kuat
dan jarang sakit, bagaimana perlakuan yang diterimanya dari orang lain? Hal
tersebut mempengaruhi anak dalam membentuk konsep diri dan akhirnya
mempengaruhi model kepribadiannya. Keadaan fisik seseorang diwarisi dari ayah
dan ibunya. Ketika berada dalam kandungan, perkembangan individu sangat
dipengaruhi oleh asupan nutrisi dari ibu dan keadaan kejiwaan ibu. Jika asupan
nutrisi dan keadaan kejiwaan ibu baik, anak akan tumbuh baik begitupun
sebaliknya. Beberapa penyakit juga diturunkan dari orangtua, seperti diabetes,
darah tinggi dan kelainan darah. Menurut penelitian, kemampuan IQ anak pun
dipengaruhi oleh IQ orangtua kandungnya.
2. Lingkungan fisik (geografis)
2. Lingkungan fisik (geografis)
Lingkungan
fisik seperti perbedaan kesuburan tanah dan kekayaan alam akan mempengaruhi
kepribadian penduduknya. Menurut penelitian mengenai mereka yang tinggal
didaerah tandus, panas dan miskin cenderung lebih keras menghadapi hidup dan
tega menghadapi orang lain. Sedangkan lingkungan fisik yang subur menghasilkan
kepribadian yang ramah, lebih santai dan terbuka pada orang lain.
3. Kebudayaan
3. Kebudayaan
Setiap
kebudayaan menyediakan seperangkat norma sosial budaya yang berbeda dari
masyarakat lain. Norma sosial budaya ini mempengaruhi pembentukan kepribadian
seseorang. Perbedaan nilai dan norma kebudayaan signifikan terhadap perbedaan
kepribadian. Misalnya orang yang berasal dari suku di luar Jawa akan melihat
orang Jawa sebagai individu yang halus baik tuturkata maupun gerakannya.
Perempuan Jawa pantang berbicara dan tertawa keras. Sedangkan oorang dari
sukubangsa Batak seolah-olah selalu berbicara dengan suara lantang.
4. Pengalaman Kelompok
4. Pengalaman Kelompok
Melalui
pergaulan kelompok seseorang akan menilai dirinya sesuai dengan nilai
kelompoknya. Pembentukan kepribadian dipengaruhi nilai kelompok masyarakatnya.
Contohnya individu mendapatkan pengalaman dari teman-teman sebaya atau teman
sepermainan.
5. Pengalaman Unik
5. Pengalaman Unik
Perbedaan
kepribadian terjadi karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak
ada yang menyamai. Misalnya seorang anak di waktu kecil belajar naik sepeda dan
jatuh. Sejak itu ibu selalu melarang jika anak ingin mencoba naik sepeda lagi
karena takut anak jatuh. Larangan tersebut mempengaruhi pembentukan
kepribadian, menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba
hal-hal baru karena takut gagal.
D. KESIMPULAN
Kepribadian
adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya
dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan
baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan
kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut
bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan
mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang
dan mantap kepribadiannya.
Teori – teori tentang kepribadian :
1. Teori
kepribadian psikoanalisa
Tokohnya adalah sigmund freud, freud
membagi struktur kepribadian ke dalam tiga komponen yaitu :
a.ID
b. EGO
c. SUPEREGO
2. Teori
Kepribadian Behavioristik
3. Teori kepribadian
Humanistik
Tipe Kepribadian :
1. Tipe Koleris
1. Tipe Koleris
2. Tipe Sanguin
3. Tipe Melankolis
4. Tipe Plegmatis
4. Tipe Plegmatis
Faktor-faktor Mempengaruhi Kepribadian
1. Keadaan Fisik 4.
Pengalaman Kelompok
2. Lingkungan
fisik (geografis) 5.
Pengalaman Unik
3. Kebudayaan
DAFTARPUSTAKA
Musdalifah, Psikologi, Kudus:
STAIN Press, 2009
LN Yusuf Syamsu, Psikologi
Perkembangan (Anak dan Remaja), Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA, 2000
LN Yusuf Syamsu dan A. Juntika
Nurihsan, Teori Kepribadian Bandung:
PT REMAJA ROSDA KARYA, 2008
Filsafat Pendidikan Islam
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A.
Pendahuluan
Setiap orang memiliki
filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal tersebut. Kita semua
mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati,
Tuhan, benar atau salah, keindahan atau kejelekan dan sebagainya.
1)
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi tersebut menunjukkan arti
sebagai informal.
2)
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan yang
sikap yang sangat kita junjung tinggi. Ini adalah arti yang formal.
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan
gambaran keseluruhan.
4) Filsafat adalah sebagai analisa logis dari
bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
5)
Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsumg yang mendapat
perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Dari beberapa
definisi tadi bahwasanya semua jawaban yang ada di filsafat tadi hanyalah buah
pemikiran dari ahli filsafat saja secara rasio. Banyak orang termenung pada
suatu waktu. Kadang-kadang karena ada kejadian yang membingungkan dan
kadang-kadang hanya karena ingin tahu, dan berfikir sungguh-sungguh tentang
soal-soal yang pokok. Apakah kehidupan itu, dan mengapa aku berada disini?
Mengapa ada sesuatu? Apakah kedudukan kehidupan dalam alam yang besar ini ?
Apakah alam itu bersahabat atau bermusuhan ? apakah yang terjadi itu telah
terjadi secara kebetulan ? atau karena mekanisme, atau karena ada rencana,
ataukah ada maksud dan fikiran didalam benda .
Semua soal tadi
adalah falsafi, usaha untuk mendapatkan jawaban atau pemecahan terhadapnya
telah menimbulkan teori-teori dan sistem pemikiran seperti idealisme, realisme,
pragmatisme.
Oleh
karena itu filsafat dimulai oleh rasa heran, bertanya dan memikir tentang
asumsi-asumsi kita yang fundamental (mendasar), maka kita perlukan untuk
meneliti bagaimana filsafat itu menjawabnya.
B.
Pengertian Filsafat pendidikan Islam
Secara harfiah, kata
filsafat berasal dari kata Philo
yang berarti cinta, dan kata Sophos
yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti
cinta cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini
al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan
cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya
dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa
filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab
dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Selain itu terdapat
pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal
dari bahasa Yunani, Philosophia:
philos berarti cinta, suka (loving),
dan sophia yang
berarti pengetahuan, hikmah (wisdom).
Jadi, Philosophia
berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya
disebut Pholosopher yang
dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Sementara itu, A.
Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat
telah mengalami perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras
(481-411 SM), yang dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan
perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa
pengertian fisafat dar segi kebahsan atau semantik adalah cinta terhadap
pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan
atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran
utamanya.
Filsafat juga memilki
pengertian dari segi istilah atau kesepakatan yang lazim digunakan oleh para
ahli, atau pengertian dari segi praktis. Selanjutnya bagaimanakah pandangan
para ahli mengenai pendidikan dalam arti yang lazim digunakan dalam praktek
pendidikan.Dalam hubungan ini dijumpai berbagai rumusan yang berbeda-beda.
Ahmad D. Marimba, misalnya mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
si - terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan
rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima
unsur utama dalam pendidikan, yaitu 1) Usaha (kegiatan) yang bersifat
bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar. 2) Ada pendidik, pembimbing
atau penolong. 3) Ada
yang di didik atau si terdidik. 4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan
tersebut, dan. 5) Dalam usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Sebagai suatu agama,
Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan
dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai
agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup
sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara
mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada
Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia
termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah
pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah
al Qur’an dan al Sunnah. Sebagai sumber ajaran, al Qur’an sebagaimana telah
dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap
masalah pendidikan dan pengajaran.
Demikian pula dengan
al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam, di akui memberikan perhatian yang amat
besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad SAW, telah mencanangkan
program pendidikan seumur hidup ( long
life education ). Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai
agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal
telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang
ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat
kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan
jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dan
dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan
seterusnya.
Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam
Dasar
Pelaksanaan Pendidikan Islam terutama
adalah Al Qur’an dan al Hadist Firman Allah :
“ Dan demikian kami wahyukan kepadamu
wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami
kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar
memberi petunjuk kepada jalan yang benar (QS.Asy-Syura: 52)”
Dan Hadis dari Nabi SAW :
“ Sesungguhnya orang mu’min
yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat
kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya,
serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh
kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)”
Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat
diambil kesimpulan :
1. Bahwa
al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan
hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang
diridloi Allah SWT.
2. Menurut
Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk
mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam
bentuk pendidikan Islam.
3. Al Qur’an dan Hadist tersebut
menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang
lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk,
memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam.
Bagi umat Islam maka
dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan.
Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh
aspek kehidupan ini. Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan
perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya,
kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya
melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.
Corak pendidikan itu
erat hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu
berubah, berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki
lapangan penghidupan itu. Pendidikan itu memang suatu usaha yang sangat sulit
dan rumit, dan memakan waktu yang cukup banyak dan lama, terutama sekali dimasa
modern dewasa ini. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran
dari para ahli pendidik dan juga ahli dari filsafat, guna melancarkan jalan dan
memudahkan cara-cara bagi para guru dan pendidik dalam menyampaikan ilmu
pengetahuan dan pengajaran kepada para peserta didik.
Kalau teori
pendidikan hanyalah semata-mata teknologi, dia harus meneliti asumsi-asumsi
utama tentang sifat manusia dan masyarakat yang menjadi landasan praktek
pendidikan yang melaksanakan studi seperti itu sampai batas tersebut bersifat
dan mengandung unsur filsafat. Memang ada resiko yang mungkin timbul dari
setiap dua tendensi itu, teknologi mungkin terjerumus, tanpa dipikirkan buat
memperoleh beberapa hasil konkrit yang telah dipertimbangkan sebelumnya didalam
sistem pendidikan, hanya untuk membuktikan bahwa mereka dapat menyempurnakan
suatu hasil dengan sukses, yang ada pada hakikatnya belum dipertimbangkan
dengan hati-hati sebelumnya. Sedangkan para ahli filsafat pendidikan, sebaiknya
mungkin tersesat dalam abstraksi yang tinggi yang penuh dengan debat tiada
berkeputusan,akan tetapi tanpa adanya gagasan jelas buat menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan yang ideal.
Tidak ada satupun
dari permasalahan kita mendesak dapat dipecahkan dengan cepat atau dengan
mengulang-ulang dengan gigih kata-kata yang hampa. Tidak dapat dihindari, bahwa
orang-orang yang memperdapatkan masalah ini, apabila mereka terus berpikir,yang
lebih baik daripada mengadakan reaksi, mereka tentu akan menyadari bahwa mereka
itu telah membicarakan masalah yang sangat mendasar. Sebagai ajaran (doktrin)
Islam mengandung sistem nilai diatas mana proses pendidikan Islam berlangsung
dan dikembangkan secara konsisten menuju tujuannya. Sejalan dengan pemikiran
ilmiah dan filosofis dari pemikir-pemikir sesepuh muslim, maka sistem
nilai-nilai itu kemudian dijadikan dasar bangunan (struktur) pendidikan islam
yang memiliki daya lentur normatif menurut kebutuhan dan kemajuan.
Pendidikan
Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu Al
Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia :
1. Menyadarkan secara individual pada posisi dan
fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya.
2. Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya
dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya.
3. Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam
dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya
Menyadarkan manusia
tentang kedudukannya terhadap makhluk lain dan membawanya agar memahami hikmah
tuhan menciptakan makhluk lain, serta memberikan kemungkinan kepada manusia
untuk mengambil manfaatnya
Setelah mengikuti
uraian diatas kiranya dapat diketahui bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu
merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber
primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber
sekunder. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat
dikatakan adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau
filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang
bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran
filsafat pada umumnya.
C.
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Penjelasan mengenai
ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa filsafat pendidikan Islam telah
diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa
sumber bacaan, khususnya buku yang menginformasikan hasil penelitian tentang
filsafat pendidikan Islam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat
pendidikan Islam harus menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau
cakupan pembahasannya. Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat
pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik.
Logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, ysng tidak hanya
dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kita
untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini memberi petunjuk
bahwa ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang
terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah
guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
D.
Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Prof.
Mohammad Athiyah abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam
telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan
dalam “ At Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha “ yaitu :
1. Untuk membantu
pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah
jiwa pendidikan Islam.
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan
akhirat. Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan
saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian
kepada keduanya sekaligus.
3. Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan
memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar
sebagai ilmu. Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian,
dalam berbagai jenisnya.
4. Menyiapkan pelajar dari segi profesional,
teknis, dan perusahaan supaya ia dapat mengusai profesi tertentu, teknis
tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia mencari rezeki dalam hidup
dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.
5. Persiapan untuk mencari rezeki dan
pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat
agama atau akhlak, atau sprituil semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada
segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya. Tidak
lah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan ilmu
pengetahuan.
E. Metode Pengembangan Filsafat
Pendidikan Islam
Sebagai suatu metode,
pengembangan filsafat pendidikan Islam biasanya memerlukan empat hal sebagai
berikut :
Pertama, bahan-bahan
yang akan digunakan dalam pengembangan filsafat pendidikan. Dalam hal ini dapat
berupa bahan tertulis, yaitu al Qur’an dan al Hadist yang disertai pendapat
para ulama serta para filosof dan lainnya ; dan bahan yang akan di ambil dari
pengalaman empirik dalam praktek kependidikan.
Kedua, metode
pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat
dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing
prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam
menggunakan al Qur’an dan al Hadist dapat digunakan jasa Ensiklopedi al Qur’an semacam Mu’jam al Mufahras li Alfazh al
Qur’an al Karim karangan Muhammad Fuad Abd Baqi dan Mu’jam al muhfars li Alfazh al Hadist karangan
Weinsink.
Ketiga, metode
pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif metode
analsis-sintesis, yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis
terhadap sasaran pemikiran secara induktif, dedukatif, dan analisa ilmiah.
Keempat, pendekatan.
Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas harus pula dijelaskan
pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut. Pendekatan ini biasanya
diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori keilmuan tertentu
yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu pula. Dalam hubungan ini
pendekatan lebih merupakan pisau yang akan digunakan dalam analisa. Ia semacam
paradigma (cara pandang) yang akan digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena.
F.
Penutup.
Islam dengan sumber
ajarannya al Qur’an dan al Hadist yang diperkaya oleh penafsiran para ulama
ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap berbagai masalah
yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran ntuk kita katakan
bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas tentang pendidikan,
yakni pendidikan Islam.
Demikian pula pemikiran filsafat Islam
yang diwariskan para filosof Muslim sangat kaya dengan bahan-bahan yang
dijadikan rujukan guna membangun filsafat pendidikan Islam. Konsep ini segera
akan memberikan warna tersendiri terhadap dunia pendidikan jika diterapkan
secara konsisten.
Namun demikian adanya
pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap ekslusif. Rumusan, ide dan
gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja diterima oleh Islam
apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling kurang tidak
bertentangan.
Tugas kita
selanjutnya adalah melanjutkan penggalian secara intensif terhadap apa yang
telah dilakukan oleh para ahli, karena apa yang dirumuskan para ahli tidak
lebih sebagai bahan perbangdingan, zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka
dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan ini tidak boleh
terhenti, jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam ingin eksis ditengah-tengah
percaturan global.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hanafi, M.A., Pengantar
Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan Bintang, Jakarta, 1990.
Prasetya, Drs., Filsafat
Pendidikan, Cet. II, Pustaka Setia, Bandung , 2000
Titus, Smith, Nolan., Persoalan-persoalan
Filsafat, Cet. I, Bulan Bintang, Jakarta , 1984.
Ali Saifullah H.A., Drs., Antara
Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983.
Zuhairini. Dra, dkk., Filsafat
Pendidikan Islam, Cet.II, Bumi
Aksara, Jakarta ,
1995.
Abuddin Nata,
M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, Logos
Wacana Ilmu, Jakarta ,
1997
Filsafat Islam dan Barat
- PENDAHULUAN
Berpikirlah
maka kamu akan ada, dan bagi orang-orang yang mau berfikir maka merekalah yang
tak akan menjadi sampah di bumi ini, dan salah satu metode pembelajaran agar
orang dapat melatih daya berfikir adalah sekolahan atau tempat-tempat dimana
terdapat ilmu.
Pengalaman
serta didikasi yang tinggi akan membuat seseorang dapat mencapi apa yang dia
inginkan meskipun tidak semua yang diinginkan itu sesempurna impiannya.
Filsafat
menjadi salah satu pelajaran atau cara untuk membuat orang berfikir secara
mendetail dan memahami sesuatu tanpa setengah-setengah, karena banyaknya orang
yang mempelajari filsafat maka tidaklah heran jika ada beberapa perbedaan serta
ciri khas antara pemikir satu dengan yang lainnya, maka di dalam makalah ini
hanya akan dimuat sedikit dari beberapa filsafat yang ada di bumi ini yaitu,
Filsafat Barat dan Filsafat Islam.
A.1. Rumusan masalah
Terkait
dengan adanya beberapa anggapan serta pemikiran yang berbeda karena masalah
budaya serta tempatnya, maka di sini akan di bahas mengenai :
1.
Apa itu filsafat barat dan filsafat islam ?
2.
Apa tujuan dari filsafat barat dan filsafat islam ?
- PEMBAHASAN
B.1. Apa itu
filsafat barat dan filsafat islam
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu
philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia,
yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik
kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos
(filosof) dalam pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan
arabisasi yang berarti pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud,
yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala
yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia filosofis adalah manusia yang
memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana ia juga memiliki jiwa yang
independen dan bersifat spiritual. Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.[1]
Filsafat
Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas
di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini
berkembang dari
tradisi filsafat orang Yunani kuno.
Tokoh utama
filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, RĂ©ne Descartes,
Immanuel Kant,
Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan
Jean-Paul Sartre.[2] Dalam
tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat
yangmenyangkut tema tertentu.
Metafisika
mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan
keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam
Ontologi. Adapun
hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
Epistemologi
mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah
berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan
seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu
pengetahuan.
Aksiologi
membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari
aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup
manusia: etika dan estetika.
Etika,
atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak
dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui.
Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan,
kebenaran,
tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.
Estetika membahas mengenai keindahan dan
implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori
mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.[3]
Filsafat Islam merupakan
filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat
Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik
menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun
kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Islam adalah agama tauhid. Maka,
bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru
Tuhan 'sudah ditemukan.'
Dimulai kira-kira tahun
700 M dan pada periode ini seiring disebut skolastik sampai rahun 1450 M.
Filsafat skolastik adalah filsafat yang berusaha memecahkan secara rasional
mengenai persoalan-persoalan logika, sefat ada, kebendaan, kerohanian, dan
akhlak dengan tetap berpedoman pada kitab suci.[4]
Serta beberapa tokohnya
adalah :
1.
Al Kindi
2.
Al Razi
3.
Al Farabi
4.
Ibnu Sina
5.
Al Ghazali
6.
Ibnu Bajjah
7.
Ibnu Tufail
8.
Ibnu Rusyd
9.
Nasiruddin Tusi
10. Muhammad
Iqbal
11. Mulla
Sadra
Terdapat
dua periode disini, yaitu Periode Mutakallimin. Periode mutakallin menjadi
periode yang terjadi munculnya beberapa mazhab yaitu Al Kahawarij, Murjiah,
Qodariah, Jabariah, Mutazilah, dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
Alhawarij
berpendapat bahwa setiap orang dari umat Nabi Muhammad yang terus menerus
berbuat dosa besar dan hingga matinya belum tobat, maka orang itu dihukumi
kafir dan kekal di neraka.
Murjiah
berpendapat bahwa keputusan tentang baik buruknya seorang khalifah bukan pada
manusia namun terserah Tuhan.
Qodariah
berpendapat bahwa kalu tuhan itu adil, maka tuhan tuhan akan menghukum orang
yang bersalah dan memberi pahala pada orang ang berbuat baik. Manusia hartus
bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik
ataupun yang buruk.
Jabariah
berpendapat bahwa Allah menentukan dan memutuskan segala amal perbuatan
manusia.
Mu’tazilah
berpendapat bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar termasuk golongan
orang yang tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi di antara keduanya, dan
rasionalitis.
Ahlu
sunnah wal jamaah tokohnya yang terkenal adalah Ahmad bin Hambal. Ahli sunnah
berpendapat bahwa iman adalah kepercayaan di dalam hati diucapkan dengan lisan,
sedang amal perbuatannya merupakan syarat sempurnanya iman itu.
Periode
Filsafat Islam, para filsuf islam berusaha untuk menyelidiki hakikat sesuatu
termasuk ketuhanan dan alam. Tokoh-tokoh yang termasuk di dalam periode ini
antara lain, Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Bajjah, Ibnu
Tufail, dan Ibnu Rusyd.
B.2. Apa tujuan dari filsafat barat dan filsafat islam
Tujuan
Filsafat barat dan filsafat islam sebenarnya hampir sama namun karena
terjadinya perbedaan agama maka pada filsafat islam ada yang membatasinya,
yaitu menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan
akal sampai pada hakikatnya, jadi dalam filsafat objeknya tidak membatasi diri.
Dalam filsafat membahas tentang objeknya sampai kedalamannya, sampai keradikal
dan totalitas.
- KESIMPULAN
Menelaah
serta mengamati beberapa perngertian di atas maka dapat disimpulakan bahwa Filsafat
Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas
di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi
filsafat orang Yunani kuno beserta tokoh-tokohnya. Serta memiliki tujuan yang
sama yaitu memperoleh sesuatu yang mendalam tentang pemikirannya.
Daftar
Pustaka
Drs. Burhanuddin Salam, Pengantar
Filsafat, Bumi Aksara, 2005.
Drs. H. A. Mustofa, Filsafat
Islam, CV. Pustaka Setia, 1997.
Drs. Poerwanta, Seluk-seluk
Filsafat Islam, PT. Rosda, Bandung ,
1988.
Drs. Surajiyo, Ilmu Filsafat
Suatu Pengantar, PT. Bumi Aksara, 2005.
Harun Nasution, Falsafat Islam,
Jakarta , 1973.
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
Langganan:
Postingan (Atom)